Selasa, 10 November 2015

Makalah manusia sebagai khalifah dimuka bumi

Makalah manusia sebagai khalifah dimuka bumi


BAB I
PENDAHULUAN
·       LATAR BELAKANG
                             Dalam surat al baqarah30, ad-dzariyat:56,al mukminun:12-14,an nahl:78.
Allah menyampaikan keputusan-Nya kepada para malaikat tentang rencana-Nya menciptakan manusia di bumi. Penyampaian kepada para malaikat penting, karena merekalah akan dibebani sekian tugas yang menyangkut manusia, seperti memelihara, membimbing, dan lain sebagainya. Penyampainnya itu juga kelak akan diketahui manusia, akan mengantarnya bersyukur kepada Allah atas anugerah yang tersimpul dalam dialog antara Allah dn para malaikat.
                           Allah berfirman yang artinya “Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. Penyampaian ayat ini bias jadi setelah proses penciptaan alam raya dan kesiapannya untuk di huni manusia pertama (Adam) dengan nyaman.
                           Dengan adanya makalh ini, diharapkan kepada kita yang membacanya, agar dapat mengetahui kedudukan manusia di muka bumi ini, juga dapat memahami tugasnya dan kewajibannya sebagai khalifah di bumi ini. Dengan demikian, kita dapat mempelajari apa saja tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
·        RUMUSAN MASALAH
1.  Makna Allah menjadikan mausia sebagai  khalifah di muka bumi
2.                                                                                     2 hadis dan 4 ayat mengenai manusia di jaikan khalifah di muka bumi
BAB II
PEMBAHASAN
·       Makna allah menjadikaan manusia sebagai khalifah di muka bumi
               Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya, sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya. Jika manusia telah mampu menjalankan itu semuanya maka sunatullah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi benar-benar dijalankan dengan baik oleh manusia tersebut, terutama manusia yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SWT.
                Tugas utama manusia sebagai khalifah di bumi ini,yaitu beribadah kepada Allah,manusia Allah turunkan dengan segala fasilitas yang telah disediakan,tentunya bukan hanya untuk dipergunakan begitu saja,melainkan juga untuk dijaga,dirawat,dilestarikan,dan dimanfaatkan keberadaannya.
               Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dibanding makhluk ciptaan Allah lainnya.Karena manusia diberikan Allah pikiran dan dapat memikir dengan akal.Karena itu Allah mempercayakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.Tidak ada yang dapat manusia lakukan tanpa adanya campur tangan dari Allah swt,karena itu beribadah adalah satu wujud bakti sebagai hamba Allah.
                Allah tidak akan menyulitkan hambanya,telah ia berikan umat Islam pedoman berupa Al-qur’an untuk kita ikuti petunjuk yang ada di dalamnya,dan juga telah Allah kirimkan Rasulullah sebagai pemimpin bagi umat Islam,yaitu nabi Muhammad SAW.Menyembah hanya kepada Allah dan beribadah kepadanya adalah sebuah kewajiban kita sebagai khalifah,kita hanya harus menyembah dan berserah diri kepadanya.Mengikuti aturannya dan menjauhi larangannya.

Berikut ini tugas manusia lainnya di bumi ini selain menyembah kepada Allah SWT.
   Manusia Sebagai Khalifah di bumi-Pemimpin Dirinya Sendiri
Manusia sebagai khalifah di bumi artinya setiap manusia adalah khalifah,pemimpin dirinya sendiri sebelum memimpin saudaranya yang lain.Dengan belajar mengontrol apa yang dipikirkan kita,hati kita,tingkah laku kita,perasaan kita,dan sikap yang seharusnya bagaimanaharus ditampilkan,tanpa kita sadari bahwa kita sedang memimpin diri kita sendiri.Kita hidup di dunia ini akan selalu dihadapkan pada dua pilihan,yaitu dengan berujung denganbaik atau buruk.Itulah kelebihan kita lainnya yaitu diberi pilihan.
   Tugas Manusia Sebagai Khalifah di Bumi-menjaga alam dan saling menyayangi
Selain tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini yaitu beribadah kepada Sang Maha Pencipta,tugas lain manusia di bumi ini yaitu menjaga alam dan isinya.Alam yang memberikan kita keberadaan hidup,oleh karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya.Dengan cara menggunakan apa yang ada di alam ini dengan secukupnya tanpa berlebihan.Tidak merusak apa yang ada di alam ini,karena itu akan merugikan diri kita sendiri.
   Tugas lain manusia sebagai khalifah di bumi ini yaitu saling menyayangi dan menjaga setiap sesama umat manusia,menolong sesama saudaranya.Allah menciptakan umat manusia beragam bukan untuk saling menjatuhkan,atau saling bermusuhan,melainkan untuk saling mengenal,supaya kita bisa belajar satu sama lainnya.Karena itu jangan jadikan perbedaan untuk kita saling menjatuhkan dan perpecahan.Manusia hidup di bumi ini butuh orang lain,antara satu sama lainnya saling ketergantungan,karena pada hakikatnya kita ini satu turunan,,yaitu turunan nabi Adam.Tanamkan rasa toleransi dan menyayangi ,senantiasa tolong menolong,serta selalu mengingatkan dalam perbaikan.
    Manusia Sebagai Khalifah di Bumi-memakmurkan dan memelihara bumi.
Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini artinya,maksudnya manusia di ciptakan untuk menjadi penguasa dan pengatur segala yang ada di bumi ini yaitu menjaga tumbuh-tumbuhan,hewan,hutan,laut,gunung,perikana,dan lain-lain.Manusia sebagai khalifah di bumi ini harus bisa memanfaatkan semua yang ada di bumi ini demi kemaslahatannya.
Manusia sebagai khalifah di bumi memiliki kewajiban bersama yang dibebankan Allah yaitu mengekplorisasi kekayaan bumi untuk kemaslahatan umat manusia.Selain itu tugasnya yaitu memelihara bumi dan memelihara akidah yang ada di dalamnya.

Allah berfirman kepada para malaikat ketika akan menciptakan Adam, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi''. (Al-Baqarah:30). Banyak kaum muslimin yang keliru dalam memahami ayat ini, yakni sebagai wakil/pengganti Allah dalam mengurus bumi. Makna khalifah yang benar adalah kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, demikian penjelasan dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsier
''Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.'' Mereka berkata: ''Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?''. Tuhan berfirman: ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui''(Al-Baqarah:30)
Allah Ta'ala memberitahukan ihwal pemberian karunia kepada Bani Adam dan penghormatan kepada mereka dengan membicarakan mereka di al-Mala'ul Ala, sebelum mereka diadakan. Maka Allah berfirman, ''Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat''. Maksudnya, Hai Muhammad, ceritakanlah hal itu kepada kaummu'', ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi'', yakni suatu kaum yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ''Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah-khalifah di bumi'' (Fathir: 39). Itulah penafsiran khalifah yang benar, bukan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam merupakan khalifah Allah di bumi dengan berdalihkan firman Allah, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.''
Abdur Razaq, dari Muammar, dan dari Qatadah berkata berkaitan dengan firman Allah, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya'', Seolah-olah malaikat memberitahukan kepada Allah bahwa apabila di bumi ada makhluk, maka mereka akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di sana. Perkataan malaikat ini bukanlah sebagai bantahan kepada Allah sebagaimana diduga orang, karena malaikat disifati Allah sebagai makhluk yang tidak dapat menanyakan apa pun yang tidak diizinkan-Nya.
Ibnu Juraij berkata bahwa sesungguhnya para malaikat itu berkata menurut apa yang telah diberitahukan Allah kepadanya ihwal keadaan penciptaan Adam. Maka malaikat berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu oranig yang akan membuat kerusakan padanya?''.
Ibnu Jarir berkata, ''Sebagian ulama mengatakan, 'Sesungguhnya malaikat mengatakan hal seperti itu, karena Allah mengizinkan mereka untuk bertanya ihwal hal itu setelah dibentahukan kepada mereka bahwa khalifah itu terdiri atas keturunan Adam. Mereka berkata, ''Mengapa Engkau hendak menjadikan orang yang akan membuat kerusakan padanya?'' Sesungguhnya mereka bermaksud mengatakan bahwa di antara keturunan Adam itu ada yang melakukan kerusakan. Pertanyaan itu bersifat meminta informasi dan mencari tahu ihwal hikmah. Maka Allah berfirman sebagai jawaban atas mereka, Allah berkata, ''Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,'' yakni Aku mengetahui kemaslahatan yang baik dalam penciptaan spesies yang suka melakukan kerusakan seperti yang kamu sebutkan, dan kemaslahatan itu tidak kamu ketahui, karena Aku akan menjadikan di antara mereka para nabi, rasul, orang-prang saleh, dan para wali.
Syaikh Muhammad Nasib Ar-Rifa
i berkata dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsiernya :
Saya berpendapat bahwa konsep khalifah mengharuskan secara pasti tiadanya pihak yang digantikan, baik tiadanya itu secara total atau hanya sebagian, baik tiadanya itu karena kematian, perpindahan, dicopot, mengundurkan diri, atau karena sebab lain yang membuat pihak yang digantikan tidak dapat melanjutkan aktivitasnya. Misalnya Anda berkata: ''Abu Bakar merupakan khalifah Rasulullah shalallahu wa
alaihi wa sallam'' yakni setelah Rasul meninggal. Atau Anda berkata: ''Rasulullah menjadikan Ali sebagai khalifah di Madinah,'' yaitu ketika Nabi shalallahu waalaihi wa sallam pergi dari Madinah untuk melakukan salah satu perang. Bila konsep ini telah jelas dan melahirkan kepuasan, maka orang yang merasa puas tadi akan menemukan kekeliruan pendapat orang yang mengatakan bahwa Adam dijadikan Allah sebagai khalifah-Nya di bumi. Kekeliruan itu disebabkan oleh hal-hal berikut ini.
         1. Adalah mustahil tiadanya Allah dari kerajaan-Nya, baik secara total maupun sebagian. Dia senantiasa mengurus langit dan bumi dan tidak ada suatu perkara seberat Dzarrah pun yang ada di langit dan di bumi yang terlepas dari pengetahuan-Nya. Jadi, Dia tidak membutuhkan khalifah, wakil, pengganti, dan tidak pula butuh kepada pihak yang ada di dekat-Nya. Dia Mahakaya dari semesta alam.
        2. Jika keberadaan Adam atau jenis manusia itu layak untuk menggantikan Allah, maka dia harus memiliki sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah Ta'ala, dan Mahasuci Allah dari sifat-sifat yang dapat diserupai manusia. Jika manusia, sebagaimana seluruh makhluk lainnya, tidak menyandang sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat Allah, bahkan makhluk tidak memilikinya, sedangkan Allah Maha Sempurna pada seluruh sifat-Nya, maka terjadilah ketidaksamaan secara total. Maka bagaimana mungkin orang yang berkekurangan menggantikan pihak Yang Mahas Sempurna? Maha Suci Allah dari adanya pihak yang menandingi dan menyerupai. ''Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.'' (asy-Syuura: 11)
        3. Adalah sudah pasti bahwa manusia tidak layak menjadi khalifah atau wakil Allah, bahkan hal sebaliknyalah yang benar, yaitu Allah sebagai khalifah dan wakil. Simaklah beberapa firman berikut ini. ''Cukuplah Allah menjadi Wakil (Penolong) kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung''(Ali Imran: 173). ''Dan Allah Maha Mewakili segala sesuatu.''(Hud: 12). ''Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.''(At-Thalaq: 3). ''Dan cukuplah Allah sebagai Wakil''(An-Nisa': 81) Dalam hadits mengenai doa bepergian, Nabi shalallahu wa
alaihi wa sallam bersabda, ''Ya Allah, Engkaulah yang menyertai perjalanan dan yang menggantikan dalam mengurus keluarga (yang ditinggalkan)''
            4. Tidak ada satu dalil pun, baik yang eksplisit, implisit, maupun hasil inferensi, baik di dalam Al-Qur'an maupun Sunnah yang menyatakan bahwa manusia merupakan khalifah Allah di burni, karena Dia berfirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi''. Ayat ini jangan dipahami bahwa Adam alaihis salam adalah khalifah Allah di bumi, sebab Dia bertirman, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di bumi.'' Allah mengatakannya demikian, dan tidak mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan, untuk-Ku, seorang khalifah di bumi'', atau Dia mengatakan, ''Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah bagi-Ku di bumi'', atau ''menjadikan khalifah-Ku''. Dari mana kita menyimpulkan bahwa Adam atau spesies manusia sebagai khalifah Allah di bumi? Ketahuilah, sesungguhnya urusan Allah itu lebih mulia dan lebih agung daripada itu, dan Maha Tinggi Allah dari perbuatan itu. Namun, mayoritas mufasirin mengatakan, ''Yakni, suatu kaum menggantikan kaum yang lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi.''
Ulama lain menafsirkan ayat di atas dengan ''menjadikan sebagai khalifah bagi makhluk sebelumnya yang terdiri atas jin atau makhluk lain yang mungkin berada di muka bumi yang ada sebelum spesies manusia.
                Penafsiran yang pertama adalah lebih jelas karena dikuatkan dengan AlQur'an dan Sunnah. Adapun orang yang berpandangan bahwa yang dimaksud dengan khilafah ialah khilafah dalam penetapan hukum semata, maka pandangan ini tidak dapat diterima. Karena hukum yang valid ialah yang bersumber dari wahyu yang telah ditetapkan Allah, bukan hukum si khalifah, namun hukum Allah, dan hukum itu merupakan sarana penghambaan kepada Allah. Alangkah jauhnya jarak antara ibadah dengan perwakilan dan kekhilafahan. Jadi, jelaslah bahwa orang yang menghukumi itu tiada lain hanyalah menetapkan hukum Allah, bukan inenggantikan-Nya.
·        Hadis dan ayat tentang manusia di  jadikan khalifah dimuka bumi
عَنْ أَبىِ سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ , وَاِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ , فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ , فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِى إِسْرَا ئِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاء . رواه مسلم
Dari Abu Sa’id Al-Khudlriy - رَضِىَ الله عَنْهُ -, Rasulullah - صلّى الله عليه وسلّم - bersabda: “Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikanmu khalifah di dunia, maka (Allah) akan melihat bagaimana kamu melaksanakannya. Maka takutlah kamu akan dunia dan takutlah akan (fitnah karena) wanita, sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa Bani Israil adalah dalam (masalah) wanita.” (HR Muslim) 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قِيْلَ يَا رَسول الله : مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ ؟ قَالَ : أَتْقَاهُمْ , فقالوا : لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ , قَالَ فَيُوْسُفُ نَبيُّ الله ابنُ نبيِّ اللهِ  ابنِ نبيِّ اللهِ  ابْنِ خَلِيلِ اللهِ , قالوا : لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ , قَالَ : فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَابِ تَسْأَلُوْنىِ ؟ خِيَا رَهُمْ فِى الجَاهِلِيَّةِ خِيَا رَهُمْ فِى الْاِسْلَامْ إِذَا فَقُهُوا . مُتَّفَقٌ عَلَيْه
Dari Abu Hurairah - رَضِىَ الله عَنْهُ -, ditanyakan (kepada Rasulullah صلّى الله عليه وسلّم): “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?” Rasulullah menjawab: “Yang paling taqwa di antara mereka”, mereka berkata, “Bukan tentang ini kami bertanya”, Rasulullah bersabda, “Yusuf - عَلَيْه السَّلَام - adalah Nabiyyullah, putra Nabiyyullah, putra Nabiyyullah, putra Khalilullah Ibrahim -عَلَيْهم السَّلَام -. Mereka berkata, “Bukan tentang ini kami bertanya”, Rasulullah bersabda, “Maka, apakah kalian bertanya padaku tentang bangsa Arab? Orang yang terbaik di masa jahiliyyah adalah yang terbaik dalam Islam jika mereka berilmu”. (Muttafaqun ‘alaihi)
           
·        Ayat tentang manusia sebagai khalifah dimuka bumi

1.         Q.S Al-Baqarah Ayat 30


2.        Surat Al-Mu’min Ayat 67
3.   . Surat Adz Dzariyat ayat 56
4.        Surat Al Hajj ayat 5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia yang diciptakan Allah di muka bumi ini sebagai khalifah yang harus bisa bertanggung jawab terhadap tugasnya, karena manusia sejak lahir sudah mempunyai potensi-potensi (fitrah), maka dari itu, manusia harus dapat mengaktualisasikan segala potensi yang dimilikinya dengan baik agar dapat di pertanggungjawabkan, karena manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah di bumi. hendaknya manusia berperilaku yang mencerminkan :
Untuk Kesadaran akan tugas hidupnya sebagai pengatur bumi.
Untuk  Perbuatan yang baik kepada sesama manusia maupun terhadap makhluk yang lain.
Untuk Usaha semaksimal mungkin untuk menghindari perbuatan yang dapat menimbulkan kerusakan bagi siapapun.
Untuk  Usaha utuk mewujudkan islah atau perdamaian di bumi dan menghindari pertikaian yang akan membawa kerusakan.
SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

1 komentar:

  1. saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama AKI ALHI dan dia memberikan nomor AKI ALHI,dia bilan kepada saya kalau AKI ALHI bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi AKI ALHI dan dengan senan hati AKI ALHI ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi AKI ALHI,di 082--->"313--->"669--->''888 'saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan AKI ALHI, dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya Atau



    KLIK DISINI 4d 5d 6d

























    saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama AKI ALHI dan dia memberikan nomor AKI ALHI,dia bilan kepada saya kalau AKI ALHI bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi AKI ALHI dan dengan senan hati AKI ALHI ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi AKI ALHI,di 082--->"313--->"669--->''888 'saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan AKI ALHI, dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya Atau



    KLIK DISINI 4d 5d 6d














    BalasHapus